Rabu, 20 Juni 2012

Promise and Promise


Rabu Malam, 23.20 Wib, Serang Banten

Layaknya seekor itik berada ditengah hutan tanpa tau arah dengan ibunya, sang itik terus meminta dan meyakinkan agar sang ibu itu tidak akan pernah meninggalkan ia sendirian. Hari ini aku lihat Dia akhir-akhir ini lebih sering mengucapkan “Mimiia Sayang bgd sama Pipiie”, tidak via sms begitupun via obrolan jarak jauh. Tidak banyak yang terbesit mengapa dalam ruang pertanyaanku? Hanya saja aku sedikit takut akan sesuatu diluar dugaan kita masing-masing, rasa takut kehilangan itu semakin kuat dan semakin mantap bahwa inilah pilihan haitiku saat ini dan seterusnya. Aku yakin, hal itu karena rasa sayang dia yang begitu dalam, walau aku sendiri tidak tau seberapa dalam itu, tapi keyakinanku akan cintanya lebih menguatkanku akan dirinya.

Awalnya ragu dan tidak yakin dengan semua ini, lambat laun 4 Bulan sudah berjalan dan menjalani ini semua, kita semakin dekat, dekat dan semakin dekat lagi. Entah bagaimana caranya aku bisa menemukanmu dalam wujud aslimu, di ujung sumatera? Ujung Aceh Besar? Atau mungkin di sudut serambi rumah Bapak Sofyan Mahmud, tempat biasa ia menerima telfonku pertama kali dan tempat biasa ia memandangi kecintaannya pada tetesan air angkasa.

Buat yang diujung serambi mekah sana, percayalah akan semua cinta dan rasa sayang ini, janji setiap pintamu adalah hutang bagiku yang harus dengan segera dibayar. Aku rindu sekali, rindu ingin segera terbang dan turun serta melihatmu melambaikan tangan menungguku di Bandara, aku mencintaimu tanpa batas dan jarak. Dan malam ini aku tidak menceritakan tentang masalalu kita. Hanya itu

20 Juni 2012
Dapur kosan pasca telfonan dan kemudian kau tidur

Artikel Terkait

0   komentar

Posting Komentar

Cancel Reply