Apa mungkin rindu yang tak kunjung bertemu itu akan menjadi benci?

25 November 2012

Selamat pagi ayank cantik yang jauh disana, semoga dalam keadaan baik dan masih menampakan elok parasmu dengan penuh senyuman.

Apa pagi ini ada sebuah masalah diantara kita?

Apa pagi ini ada yang tidak baik dengan hubungan jarak jauh kita?

Ya, mungkin ini adalah sebuah titik temu dari bahasa “JENUH”, mungkin ini adalah sebuah pemaknaan dari arti “BOSAN”. Semua mengalir begitu saja, selama ini tidak ada masalah yang rumit, hanya rindu kita yang rumit dan tidak bisa dihindari.

Apa mungkin rindu yang tak kunjung bertemu itu akan menjadi benci?

Walau aku tak bisa menyentuhmu dalam keadaan tanpa jarak,  tapi aku bisa merasakan bahwa kamu hadir dalam setiap sadarku, menemani dalam setiap hariku, bermimpi dan berfantasi bersama. Memandang fotomu setiap hari adalah menjadi hobiku diluar kebiasaanku mencintaimu, dan sampai saat inipun semua itu belum bisa aku gantikan dengan kebiasaan baru.

“Apa yang menyenangkan dalam jarak sejauh ini? Aku tak bisa menatap  dan jemarimu tak bisa menyentuh lekukan wajahku. Apa yang kita harapkan dari jarak ratusan kilometer ini? Saat rinduku menggebu, ku tau kau tak ada disisiku. Aku hanya bisa menatap fotom, diam2 menyebut namamu dalam do’a dan m’dengar suaramu dari ujung tlfn. Kulakukan semua seakan baik2 saja, seakan tak ada air mata. Brusaha myakinkan diri bahwa tak ada yang salah dalam hubungan kita. Apakah rindu yang kita simpan dalam2 akan menemukan titik temu?”

Pesan singkatmu membuatku membaca berulangkali, berharap itu adalah sajak pagi ini dan hanya sebuah ucapan selamat pagi dan sekedar membangunkanku untuk segera bangun pagi, bukan sebuah pesan yang mengabarkan kejenuhan karena rindu dalam jarak ratusan kilometer yang kemudian menyeruak menjadi sebuah kebencian yang tak pernah kuharapkan sampai kapanpun.

Apa pagi ini masih indah seperti kemarin?

Apa pagi ini masih bisa menerima sekedar ucapan jeleQ darimu?

Aku berharap itu semua masih ada, karena aku belum bisa menggantikan dirimu dalam semua unsur yang ada ditubuhku, kamu telah masuk kedalam kamar rahasiaku sampai aku hanya memohon kepadamu agar menjaga semunya dan menjamin akan baik-baik saja.

Boleh aku meminta sesuatu?

Ajari aku memahami setiap keadaanmu saat kau butuh;

Ajari aku menghapuskan sedikit rasa rindu, jika itu perlu;

Tunjukan aku sesuatu tentang rahasiamu;

Berikan aku satu alasan kenapa aku tak ingin kau tinggalkan;